Mengenai Saya

Foto saya
Aq tu orgny mdah marah N mudah senyum.And aq jg snang ngbrol ma tmen2 aq, palgi dy mw curhat ma aq.

Senin, 30 Maret 2009

BERJALAN DI DALAM KEBENARAN TUHAN

Kejadian 9:8-17 Mazmur 25:1-10 I Petrus 3:18-22 Markus l:9-15

Pada zaman dahulu ada seorang raja yang mengumpulkan semua orang pandai dalam kerajaannya. Setiap orang diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya tentang: “Siapakah yang paling kuat dalam dunia ini?” Kemudian berturut muncul pendapat sebagai berikut: Raja adalah yang paling kuat, sebab semua orang tunduk kepadanya. Pendapat ke dua: Wanita cantik yang paling kuat, sebab banyak raja yang bertekuk lutut kepadanya. Selanjutnya: Anggur yang paling kuat, sebab dapat membikin mabuk siapa saja termasuk raja maupun wanita cantik, dan siapa yang mabuk menjadi bodoh dan lemah.Tapi pendapat keempat adalah yang memuaskan hati baginda Raja, yaitu: Kebenaran yang paling kuat dalam dunia ini, sebab dari waktu ke waktu selalu tegak berdiri, tak ada yang dapat mengalahkan. Walau diserang dengan gencar namun sang kebenaran akan tetap jaya, bahkan semakin berkibar! Saudara, kita sangat mengamini ketika Tuhan Yesus bersabda: ”Akulah jalan dan kebenaran dan hidup.”.

Saudara, andai waktu itu Nuh tidak mau berjalan di dalam kebenaran Tuhan, maka planet dunia ini akan menjadi kosong sebab semua makhluknya dimusnakan oleh Tuhan. Setidaknya tak akan ada lagi umat manusia yang hidup di muka bumi. Nuh memang tidak berbuat jasa apapun di depan Tuhan yang menyebabkan Tuhan berhutang kepadanya, tapi sekiranya dia juga menjadi sama dengan masyarakat saat itu, berarti semua manusia pasti ditumpas oleh Tuhan dengan air bah sebagai hukumanNya. Moral manusia pada zaman itu sudah bobrok, sampai dikatakan bahwa segala kecenderungan hati mereka hanya mau melakukan kejahatan semata. Itu semua memilukan hati Tuhan, sampai Tuhan menyesal telah menjadikan manusia dan berniat menghapuskan mereka dari muka bumi. Itulah yang dapat kita baca dalam Kejadian pasal 6.

Maka kita boleh merasa lega dan bersyukur jika oleh kemurahan Tuhan yang besar umat manusia masih diberi kesempatan hidup, bahkan beroleh perlindungan dari TanganNya yang kokoh dalam bentuk sebuah perjanjian yang didirikan untuk kita! Jelasnya, dalam Kejadian 9:8 dan seterusnya kita melihat betapa Tuhan telah mengadakan perjanjian dengan Nuh dan dengan keturunannya, termasuk kita semua tentunya, bahkan lebih luas lagi dengan segala makhluk hidup! Perjanjian Tuhan ini sesungguhnya sangat hebat. Mengapa hebat? 1. Jika Tuhan yang berinisiatif dan pro aktif mengadakan perjanjian dengan manusia, berarti Tuhan sedang mengalah dan bersedia merugi sebab hanya pihakNya yang berjanji. Bagi manusia merupakan anugerah semata. 2. Karena perjanjianNya itu mempunyai bobot sebagai sumpah, berarti pasti akan dipenuhi oleh Tuhan yang tidak pernah ingkar janji. Dengan demikian Tuhan telah mempertaruhkan Nama dan kehormatanNya yang besar itu. 3. Di sini Tuhan berjanji kepada semua pihak, termasuk keturunan manusia yang akan datang, dengan konsekuensi bahwa mereka itu bisa saja lebih jahat dari zaman Nuh, sehingga akan lebih memilukan hati Tuhan, tetapi Tuhan sudah terikat dan tidak bisa membatalkan perjanjian yang diadakanNya.(“….. turun-temurun, untuk selama-lamanya”, Kej. 9:12). 4. Untuk meneguhkan janjiNya Tuhan telah menampilkan busur di awan, yaitu pelangi supaya menjadi saksi dan tanda yang tidak dapat dihapus sebab merupakan bagian dari alam . Jika Tuhan sudah menyediakan busur perdamaian, maka dengan kejamnya manusia telah menyalah gunakan kebaikan hati Tuhan untuk meluncurkan “anak panahnya” ke arah Tuhan! Tahukah Saudara, siapa yang suka mencederai Tuhan? Bukan hanya orang-orang dunia saja, tetapi yang paling menyakitkan adalah ketika orang beriman juga memusuhi Tuhan, atau melakukan kejahatan yang bisa melebihi orang dunia. Pasti mereka sedang tidak berjalan di dalam kebenaran Tuhan!

Pertanyaan kita sekarang, mengapa perjanjian Tuhan itu hanya mengenai banjir total ? Kita dapat menjawab demikian: Karena baru saja Tuhan menyaksikan dahsyatnya banjir total yang mampu memusnakan segala kehidupan di bumi ini. Andai bencana yang dihadirkan Tuhan saat itu adalah kebakaran total, tetap saja Tuhan akan mendirikan perjanjianNya, tapi tentu bukan pelangi yang dijadikan peneguhnya. Yang penting di sini adalah kengerian hati Tuhan atas kematian. Sebab Tuhan sang sumber hidup itu, pada dasarnya sangat mencintai kehidupan. Makanya Tuhan Yesus menangisi Lazarus yang mati. Yesus Kristus di taman Getsemani takut dan gentar ketika menghadapi mautNya, sebagai hukuman seluruh umat manusia berdosa. Juga Bapa begitu terdorong mengutus PuteraNya, sebab tidak tahan membayangkan umat manusia yang dikasihiNya itu binasa karena dosa-dosanya.
Saudara, apa yang kita lihat dalam bacaan Markus 1:9-15 tadi? Kita melihat Tuhan Yesus sedang meniti jalan kebenaranNya. Mengawali perjalanan panjangNya dengan segala kerendahan hati, kemuliaan, penuh keberanian serta bersemangat! Ya, Ia sedang merendah minta dibaptis oleh Yohanes Pembaptis. Ia mau menyatu dengan orang-orang berdosa dalam baptisan pertobatan, meskipun Dia tidak punya dosa dan tak perlu bertobat. Dia mempunyai alasan tersendiri, yaitu menggenapkan seluruh kehendak Allah (Matius 3:15). Agaknya baptisan Yesus menjadi semacam perletakan batu pertama untuk memulai sebuah bangunan yang besar, sebab mulai saat itu Ia melangkah ke dalam tugas suciNya sebagai Sang Juru Selamat manusia, inilah jalan kebenaran bagi Yesus. Ketika langit terkoyak dan Roh Kudus turun atasNya, dilanjutkan dengan terdengarnya suara Bapa dari sorga semua itu seolah sapaan “Selamat Berjuang” yang tentu mempunyai makna illahi yang tiada taranya! Sebuah pengalaman yang begitu kontras segera di hadapi, ketika Tuhan Yesus harus berhadapan dengan iblis di padang gurun.Gambaran penderitaan dalam seluruh tugas besarNya terpapar ketika Yesus menanggung kelaparan, kehausan, serangan iblis serta berada di antara binatang-binatang liar selama empat puluh hari di padang gurun. Di luar padang gurun Tuhan Yesus juga bakal berhadapan dengan manusia yang seperti serigala dan keturunan ular beludak (Lukas 10:3: Matius 3:7), mereka itu bisa lebih berbahaya daripada binatang! Namun seperti di padang gurun berakhir dengan hadirnya para malaikat yang melayaniNya, begitu pula di sepanjang pelayananNya maka Tuhan Yesus juga selalu berada dalam bersekutuan yang kuat dengan BapaNya. Adalah sangat menarik bahwa Yesus yang menjadi pusat dari Injil Kerajaan Allah itu, ternyata Ia sendiri juga memberitakan Injil dengan semangat yang tinggi! (Markus 1:15). Mengenai pemberitaan Injil, baiklah kita menarik kesimpulan demikian: Pada zamannya, Nuh pasti sudah menghadapi orang-orang yang mengeraskan hati terhadap firman Tuhan. Begitu pula ketika Tuhan Yesus memberitakan Injil Kerajaan Allah, tidak jarang Ia ditentang, ditolak bahkan diusir oleh orang-orang yang tidak mempercayaiNya atau musuh-musuhNya. Meskipun demikian dengan gigih Tuhan Yesus mengutamakan pemberitaan Injil. Ia menyiapkan murid-murid, rasul-rasul dan kita semua untuk tidak pernah absen dalam kegiatan yang satu ini. Agar dengan demikian semakin panjanglah barisan manusia yang berjalan di dalam kebenaran Tuhan dan beroleh hidup yang kekal.

Di dalam I Petrus 3 tadi kita dikuatkan oleh karya dan pengorbanan Kristus sesudah demikan memuncak, yaitu wafat dan dibangkitkan. Di sini kita melihat perjalanan Tuhan Yesus di dalam kebenaran, tanpa pernah bergeser sedikit pun. Pengalaman hidup Nya memang sangat pahit dan getir tetapi buahnya manis dan tentulah dapat membuat Tuhan Yesus bermegah dalam rohNya. Sangat menarik ketika dikatakan bahwa di dalam Roh Ia pergi memberitakan Injil kepada roh-roh yang di dalam penjara, yaitu kepada roh-roh mereka yang pada zaman Nuh tidak taat kepada Allah.(I Petrus 3:19,20). Saudara, kita mengakui bahwa ayat-ayat ini merupakan bagian yang sulit untuk kita pahami; tapi kita percaya bahwa bagi Tuhan Yesus dalam Roh dan keillahianNya tak ada yang mustahil untuk dilakukanNya. Kita masih ingat ketikaTuhan Yesus berkata kepada seorang pemuda dari Nain yang sudah meninggal dunia:”Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!” Maka bangunlah orang itu dan duduk dan mulai berkata-kata dan Yesus menyerahkannya kepada ibunya (Lukas 7:14,15). Berarti Tuhan Yesus memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang yang sudah mati! Sekarang baiklah kita garis bawahi saja dua pesan dari Firman Tuhan tadi, yaitu: Pertama, bahwa Tuhan Yesus begitu merasa lega, bersukacita, bahkan bermegah karena telah merampungkan tugasNya yang besar dan penting itu sebagai Juru selamat dunia, sampai dalam RohNya Ia memproklamasikan kepada orang-orang yang sudah meninggal dunia. Bagaimana kejelasannya adalah merupakan rahasia illahi, kaliber illahi dan adalah urusan Tuhan, namun bagi kita yang terpenting adalah ini: Jika sehebat itu semangat Tuhan Yesus memberitakan Injil kemenanganNya, sampai mendatangi orang-orang yang sudah mati, maka marilah kita semakin bersungguh memberitakan Injil sukacita kepada yang lebih mudah kita jumpai, yaitu kerabat dan sesama kita yang masih hidup! Kedua, Jika nama Nuh masih disebut-sebut juga padahal hidupnya pada zaman dahulu kala, hal itu mau menegaskan kepada kita bahwa di hadapan Tuhan seluruh umat manusia merupakan kesatuan dan keluarga besar, bahkan kita juga boleh menyertakan seluruh ciptaan. Alangkah senang hati Tuhan jika semuanya mau berjalan di dalam kebenaran Tuhan!

Akhirnya, mari kita tengok Mazmur 25:8-10. Ayat-ayat ini membesarkan hati kita, mendorong, serta memberi informasi yang penting! Kepada yang sesat, Tuhan mau menunjukkan jalan.Melalui dan berada di dalam jalan itu kita beroleh kebenaran, sebab Yesus Kristus adalah sang jalan dan sang kebenaran yang memberi hidup kekal. Karena jalanNya itu tidak selalu mulus dan mudah, maka hendaklah dengan segala kerendahan hati kita bersedia dibimbing dan diajar oleh Tuhan. Kita patut bersyukur sebab di sepanjang jalan Tuhan, kita akan menikmati kasih, setia dan kebenaran Tuhan. Akhirnya, sebab kita akan terus berjalan bersama Tuhan di sepanjang hidup ini, maka berpeganglah selalu kepada janji-janji Tuhan serta peringatan-peringatanNya.

Jumat, 27 Maret 2009

Posisi Manusia di Alam Semesta
Ringkasan Kotbah, 26.4.2005
Pengkotbah: Pdt. Dr. Stephen Tong
Bacaan: Mazmur 8:4-10 & Ibrani 2:5-9

Mazmur 8:4-10
Jika aku melihat langitMu, buatan jariMu,bulan dan bintang-bintang yang Kau tempatkan: apakah manusia,sehingga Engkau mengingatnya?Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah,dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat.Engkau membuat dia berkuasa atas buatan tanganMu;segala-galanya telah Kauletakkan di bawah kakinya:kambing domba dan lembu sapi sekalian,juga binatang-binatang di padang;burung-burung di udara dan ikan-ikan di laur,dan apa yang melintasi arus lautan.Ya TUHAN, Tuhan kami, Ibrani 2:5-9
Sebab bukan kepada malaikat-malaikat telah Ia taklukkan dunia yangakan datang, yang kita bicarakan ini. Ada orang yang pernah memberikesaksian di dalam suatu nas, katanya:"Apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya,atau anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?Namun Engkau telah membuatnya untuk waktu yang singkat sedikit lebihrendah dari pada malaikat-malaikat,dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat,segala sesuatu telah Engkau taklukkan di bawah kakiNya."Sebab dalam menaklukkan segala sesuatu kepadaNya, tidak ada suatupun yangIa kecualikan, yang tidak takluk kepadaNya. Tetapi sekarang ini belumkita lihat, bahwa segala sesuatu telah ditaklukkan kepadaNya. TetapiDia, yang untuk waktu yang singkat dibuat sedikit lebih rendah dari padamalaikat-malaikat, yaitu Yesus, kita lihat, yang oleh karena penderitaanmaut, dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat, supaya oleh kasih karuniaAllah Ia mengalami maut bagi semua manusia.

Tuhan menghendaki agar kita tidak menjadi orang Kristen yang egois.Karena itu, menjadi orang Kristen berarti: (1) Menjadi orang yangmengenal kehendak Tuhan melalui Kristus, (2) Melalui Roh Kudus yang telahmemberikan kepenuhan kepada Kristus suatu kemungkinan kehidupan yangwajar, menjadi teladan bagi kita, sehingga kita berjalan di belakangKristus, (3) Berarti menerima kembali apa yang sudah terhiland dari Adam,yang kita dapatkan kembali di dalam Kristus, (4) menjadi orang-orang yangberhak mengetahui isi hati Tuhan dan berjalan di dalam kehendak Tuhan,(5) menjadi manusia yang mengetahui dimana posisinya di dalam alamsemesta yang dicipta oleh Tuhan. Hal ini sedemikian agung, tetapiternyata banyak orang risten yang semakin lama menjadi orang Kristen,semakin jauh dari kehendak Tuhan.Kini kita akan memikirkan satu kerangka yang mendasar, yaitu apayang Tuhan kehendaki tentang posisi manusia di alam semesta? Jika Tuhantelah menciptakan manusia, dimana Ia akan meletakkan kita? Dimanakahidentitas, harkat, dan posisi manusia di tengah alam semesta?
DIMANA POSISI MANUSIA?
Alkitab menyatakan bahwa Allah menciptakan manusia sedikit lebihrendah dari malaikat, hampir sama seperti Allah, tetapi menguasai alamsemesta. Ini memberikan kerangka dan urutan yang jelas kepada manusia,yaitu: MANUSIA ADA DI BAWAH ALLAH, DI ATAS ALAM. Peribahasa Tionghoamengatakan bahwa kita perlu berdiri tegak di bumi dan tangan menopanglangit, yang artinya, kita mampu berdiri dengan tegak dengan identitasyang jelas dan penuh keyakinan.Di dalam metodologi untuk mengerti alam semesta, dari jaman kejaman, sejak jaman Euclid, Herodotus, Plato, sampai kepada Sir IsaacNewton, manusia selalu terjebak di dalam KONSEP SISTEM TERTUTUP, yaitusuatu pandangan yang menganggap bahwa alam semesta sendiri sanggup untukmemberikan penjelasan akan rahasia-rahasia yang terkandung di dalamnya,tanpa memerlukan bantuan dari luar. Sebaliknya, di sepanjang sejarah,kekristenan selalu menawarkan KONSEP SISTEM TERBUKA, yaitu alam semestabaru bisa dimengerti secara tuntas ketika manusia kembali kepada "duniasana", dunia Sang Pencipta. Sistem tertutup telah menjadi cikal-bakalSCIENTICISM dan POSITIVISM, dan berakhir di gang buntu. Sebaliknya,Pengakuan Iman Rasuli dimulai dengan kalimat: Aku percaya kepada Allah,Pencipta langit dan bumi. Kalimat ini menekankan sistem terbuka.Manusia tidak mungkin mengerti segala sesuatu kecuali ada satu jalurterbuka yang membawa manusia kepada dunia yang tidak kelihatan. Danjustru dari sanal segala kontrol terjadi.Iman Kristen bukan takhayul atau iman yang superstisi, tetapi justrumemberikan logika yang paling kuat, bahkan melebihi keterbatasan logikaitu sendiri.

BERADALAH DI POSISI YANG SEHARUSNYA
Arloji dirancang untuk dipergunakan di tangan kiri. Tetapi jika iamenolak dan ditempatkan di tempat lain, maka ia tidak akan bisa berfungsibaik. Jika ia ditempatkan di tangan kanan, maka ia akan mengganggu sipemakai ketika bekerja, dan akan mengalami kesulitan untuk memutartombolnya. Kalau ia dipasang di kaki atau di leher, ia semakin tidakberfungsi. Maka tempat terbaik bagi arloji adalah sesuai denganrancangannya. Demikian juga manusia, baru akan berfungsi secara maksimalketika ia berada di posisi yang ditetapkan seturut rancangan yang pastiketika ia diciptakan.Manusia diciptakan untuk berada di bawah Allah di atas alam. Jikamanusia tidak mau dan ingin membalik situasi, maka yang terjadi ialah diaakan membalikkan diri sendiri. Ia tidak mungkin dapat membalik Allah danalam, tetapi yang ia lakukan adalah membalikkan posisinya sendiri. Padasaat manusia sudah membalikkan diri, ia merasa telah membalik danmengatur segala sesuatu. Ketika segala sesuatunya kemudian menjadi tidakberes, ia marah kepada Allah, padahal itu diakibatkan oleh perbuatannyasendiri. Ini sikap yang sangat kurang ajar terhadap Allah, dan untuk itumanusia harus dihakimi. Manusia harus kembali ke posisinya yang semula,baru ia bisa berfungsi dengan benar, yaitu di bawah Allah, di atas alam.Manusia memakai alam untuk memuliakan Allah, bukan sebaliknya.Manusia di bawah Allah di atas alam, berarti manusia harusmempergunakan alam dan menjadi reflektor kemuliaan Allah. Kita menguasaialam dan kita sendiri dikuasai Allah, bukan kita yang menguasai Allah.
Jika kita lihat, ada satu gejala lagi, yaitu adanya orang-orang yangkelihatannya begitu giat, seperti seorang Kristen yang berapi-api, tetapiposisinya salah. Orang sedemikian sepertinya begitu dekat dengan Tuhan,tetapi sebenarnya sedang meminta Tuhan menuruti keinginannya. Denganmendasarkan kepada kemahakuasaan dan kasih Tuhan, mereka mau memperalatTuhan untuk memenuhi keinginannya sendiri. Ini menjadikan Allah pembantudemi mencapai segala keinginannya sehingga kita dapat melihat gejala diluar kehidupan keagamaan orang itu begitu giat dan berkobar-kobar, tetapimotivasinya berlawanan dengan kehendak Tuhan. Ini merupakan kegiatanagama yang melawan agama sejati. Jika tujuan kita adalah alam dengancara memperalat Allah, maka kita tidak mungkin mengerti kehendak Tuhan.

TUGAS MANUSIA DI DALAM POSISINYA
Jika posisi ini sudah jelas, maka kita diberikan tugas yangdilaksanakan dengan lengkap di dalam diri Tuhan Yesus, yaitu sebagai:
1. NABI
Manusia disebut nabi, berarti manusia berada di antara Allah yangmaha tahu dengan alam yang tidak berinisiatif tahu, tetapi mengandungsegala sesuatu yang bisa dan perlu diketahui. Sifat nabi manusiamemungkinkan berkembangnya ilmu pengetahuan. Maka penyelidikan ilmupengetahuan tidak seharusnya menjadikan manusia melawan Tuhan. Orangyang mengetahui semakin banyak, seharusnya semakin mempermuliakan Tuhan;karena ia telah melihat bagaimana Allah telah merancang segala sesuatunyasedemikian ajaib. Fungsi kenabian manusia ini menjadikan manusia berbedatuntas dari binatang. Belum pernah ada binatang yang menangkap manusiadan meletakkan di kebun manusia. Tetapi manusia telah menangkap binatangdan membuat kebun binatang. Manusia bukan sekedar makhluk biasa, tetapinabi. Namun banyak manusia ang tidak memakai hal ini secara maksimal.

2.IMAN
Sebagai imam, manusia mempunyai kedudukan di antara Allah dan alam.Manusia memakai alam untuk dipersembahkan kepada Allah. Konsep demikiantelah ada sejak awal sejarah manusia. Maka kita akan membawa alam demikemuliaan Allah.

3. RAJA
Kedudukan sebagai raja menunjukkan fungsi penguasaan dan pengaturan.Management yang pertama kali adalah merupakan mandat dari Allah, yaituagar manusia mengelola bumi ini. Allah tidak mau kita kacau dan tidakteratur. Namun pencemaran dosa membuat fungsi pengaturan ini menjadikacau. Oleh karena itu, kita harus membawa itu semua kembali kepadakontrol Allah, karena kita ada di bawah Allah, dan alam di bawah kita.Ini yang memungkinkan semuanya berjalan harmonis.

Jumat, 20 Maret 2009

Tugas Manusia

Allah mengangkat manusia sebagai mahkota ciptaannya dan memberi mandat (kuasa) kepadanya dan manusia harus mempertanggung jawabkannya kepada dia. Dimana mandat atau kuasa yang diberikan -Nya itu dinyatakan dalam perkataan "Taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan - ikan di laut dan burung - burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi" (kej 1:28). Dan demikian juga kita mengusahakan dan memelihara taman artinya kuasa itu mencakup menata hidup, memberi nama setiap makhluk hidup, mengelola alam , dan bekerja demi memenuhi kebutuhan hidup serta mengusahakan kesejahteraan dirinya dan alam semesta.

Tugas manusia diberikan Allah sangat penting dan mulia. Allah senantiasa menyatakan bahwa ciptaannya itu sungguh baik adanya.
Tujuan Kebudayaan

Disamping tugas kebudayaan yang mulia itu, Tuhan Allah juga memberikan tujuan kebudayaan yang harus dicapai manusia. Tujuan ideal dari kebudayaan terlihat dalam ungkapan pemazmur ( Mazmur 150 ) yang menekan bahwa tujuan manusia adalah untuk "MEMUJI TUHAN"; dengan seruan, "PUJILAH ALLAH DALAM TEMPAT KUDUSNYA" DAN USAHA ITU JUGA DICAPAI DENGAN MENGGUNAKAN HASIL - HASIL KEBUDAYYAN YANG DISEBUT DENGAN NYANYIAN , TARI - TARIAN. BIARLAH SEGALA YANG BERNAFAS MEMUJI TUHAN . HALELUYA!!
Disamping itu manusia harus senantiasa mendasarkan segala upaya dan pemikirannya pada hukum kasih . Dimana hukum kasih dibagi menjadi 2 dimensi yaitu:
  • Dimensi Vertikal
  • Dimensi Horizontal

- Dimensi Vertikal

Dimana tujuan dari ini adalah untuk memuliakan Allah, dan kita harus sungguh -sungguh untuk memuliakan nya.

- Dimensi Horizontal

Demikian juga dengan dimensi ini kita harus melayani sesama manusia. Bukan hanya dengan sekilas begitu saja, tetapi kita harus bisa membantu orang lain dengan hati yang iklas dan tidak meminta ibalan apa pun.Karena membantu sesama adalah hal yang sangat mulia di hadapan Tuhan.

Kamis, 19 Maret 2009

Tujuan Kebudayaan


Disamping tugas kebudayaan yang mulia itu, Tuhan Allah juga memberikan tujuan kebudayaan yang harus dicapai manusia. Tujuan ideal dari kebudayaan terlihat dalam ungkapan pemazmur ( Mazmur 150 ) yang menekan bahwa tujuan manusia adalah untuk "MEMUJI TUHAN"; dengan seruan, "PUJILAH ALLAH DALAM TEMPAT KUDUSNYA" DAN USAHA ITU JUGA DICAPAI DENGAN MENGGUNAKAN HASIL - HASIL KEBUDAYYAN YANG DISEBUT DENGAN NYANYIAN , TARI - TARIAN. BIARLAH SEGALA YANG BERNAFAS MEMUJI TUHAN . HALELUYA!!Disamping itu manusia harus senantiasa mendasarkan segala upaya dan pemikirannya pada hukum kasih . Dimana hukum kasih dibagi menjadi 2 dimensi yaitu:
Dimensi Vertikal
Dimensi Horizontal
- Dimensi Vertikal
Dimana tujuan dari ini adalah untuk memuliakan Allah, dan kita harus sungguh -sungguh untuk memuliakan nya.
- Dimensi Horizontal
Demikian juga dengan dimensi ini kita harus melayani sesama manusia. Bukan hanya dengan sekilas begitu saja, tetapi kita harus bisa membantu orang lain dengan hati yang iklas dan tidak memintaibalan apa pun.